
Setelah beberapa hari di rumah sakit akhirnya Zeneb dan Zafran bisa membawa pulang putri mereka ke rumah untuk pertama kalinya.
Di malam hari Zelina terbangun karena mendengar suara tangisan Zelina kecil yang tidak bisa tidur. Zelina mendekat dan menempelkan telinganya ke pintu kamar Zeneb dan Zafran untuk menguping pembicaraan mereka.
*Zelina kecil menagis*
“Zelina sayanggg jangan nangis terus nak. Ayo tidur nak” kata Zeneb.
“Zeneb, biar aku saja yang menjaga Zelina malam ini. Kamu tidur saja. Kamu harus banyak beristirahat” kata suaminya, Zafran.
“Tidak usah sayang, besok pagi kamu kan harus berangkat kerja” balas Zeneb.
“Tidak apa-apa kamu kan capek menjaga Zelina terus dari kemarin. Biar aku saja yang menjaga nya malam ini” tutur Zafran.
“Baiklah, nanti malam kalau Zelina terbagun lagi aku yang akan menjaganya” balas Zeneb.
Dalam hati Zelina berkata “Ya Tuhan, ternyata tidak mudah menjadi mereka yang harus menjagaku saat bayi. Ayah..Ibu.. maafkan Zelina yang selalu merepotkan kalian”.
***
Di pagi hari Zelina terbangun. Lalu dia berjalan menuju dapur dan melihat Zeneb yang sedang sibuk membuat sesuatu di dapur.
“Zeneb, apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Zelina yang saat itu masih di dalam tubuh ibunya Zeneb.
“Ibu? Ibu sudah bangun? Ibu ayo sarapan..aku sudah siapkan sarapannya di meja makan” jawab Zeneb.
“Dimana Zafran?” tanya Zelina.
“Dia sudah berangkat kerja dari pagi tadi bu” jawab Zeneb.
Zelina melihat Zeneb yang membawa mangkuk berisi adonan kue ditangannya.
“Apa itu? Kamu sedang membuat apa Zeneb?” tanya Zelina.
“Ini kue pesanan orang, bu” jawab Zeneb.
“Ya ampun nak, kamu tidak capek? Kamu kan habis melahirkan, kamu itu butuh istirahat yang cukup” tutur Zelina.
“Hahaha aku tidak apa-apa ibu. Aku masih kuat membuat kue. Beberapa hari lalu ada yang memesan kue padaku tetapi aku baru bisa membuatnya hari ini. Lagipula lumayan kan bu hasil dari jualan kue ini bisa aku pakai untuk membeli mainan kecil untuk Zelina supaya dia bahagia”. jawab Zeneb
Deg. Betapa terharu nya Zelina mendengar hal itu. Ibu nya membuat kue untuk dijual supaya bisa membeli mainan untuknya dulu. Dalam hati Zelina berkata “Ibuuu…aku sangat menyangimu… Ternyata kau telah melakukan banyak pengorbanan untuk membuatku bahagia”.
Tiba-tiba terdengar suara Zelina kecil menangis dari arah kamar Zeneb dan Zafran. Zeneb ingin bergegas ke arah kamar dan meninggalkan kegiatannya membuat kue. Tetapi ibu Zeneb (Zelina) lagsung menahan tangab Zeneb, “Sudah biar ibu saja yang menjaga Zelina, kamu lanjutkan saja membuat kue” kata Zelina.
“Jangan ibu, biar aku saja. Ibu harus habiskan sarapan ibu” jawab Zeneb.
“Baiklah nak” cetus Zelina.
Zelina merasa kasihan pada ibunya yang saat itu sibuk untuk merawat Zelina waktu bayi dan juga harus membuat kue untuk dijual.